Sebelumnya, ane (baca : saya/ (atau) aku) ingin memperjelas,
mempertegas, mempercantik *apanih* bahwa kawan-kawan dengan golongan
darah B pasti menyukai musik dan menganggap bahwa dunia hanya miliknya
dan musik semata *sok tahu.
Okay, berawal dari penyakit mahasiswa
kurang kerjaan yang malas mengerjakan tugas-tugas dan memandang kamar
sebagai surga, yaitu 3LB (lemah, letih, lesu, busung lapar) ane bermimpi
untuk sedikit mengeluarkan racun yang menggumpal di seluruh jaringan
tubuh dengan sedikit menggerakkan otot dan tulang yang sudah terlalu
lama dimanja kasur dengan olahraga *ribet. Dan, yang muncul di otak
adalah jogging *gauldikit atau bersepeda karena sepeda karatan di rumah
tidak pernah terjamah.
Mimpi akhirnya menjadi nyata. Berbekal niat
dadakan karena sudah tidak ada kuliah di jam sore, ane berkesempatan
menjamah sepeda usang dan menikmati angin berdua dengannya. Niatnya,
sih, cuma keliling dekat-dekat saja karena yaaah, ini adalah permulaan
setelah hampir 10 tahun tidak berolahraga *lebay.
Tapi, karena
angin dan musik yang terlalu memanjakan telinga, ane jadi ketagihan
keliling sampai JEC (Jogja Expo Center) dari rumah yang berada di
Banguntapan (yang orang Jogja kayaknya tahu jarak itu). Nyanyi-nyanyi
teriak-teriak sesuai alunan lagu sudah menjadi karakteristik golongan
darah B yang sedang stress dan lelah mengarungi ujian hidup yang tiada
berakhir *back_to_top. Ape Gile, masa bodo kata orang, pandangan sirik,
aneh bin ajaib yang ditujukan ke penggendara sepeda butut yang teriak
serak-serak basah fales itu tidak mengurangi keromantisannya dengan
musik ditemani angin.
Lalu, karena selfie dengan wajah atau kaki sudah terlalu mainstream, ane berinovasi selfie gaya baru (semoga belom ada yang nge-hak patenkan) yaitu selfie ciiiisss (baca : pake jari yang dibentuk angka 2). Meskipun HaPe jadul ane adalah merek yang sudah tidak akan bisa dinikmati anak cucu besok (Nok*a), tapi kamera 2.0MPnya masih setia mengabadikan moment itu.
Akhirnya, tidak disangka, kegirangan yang dirasakan sepanjang jalan berakhir tragis dengan kaki (paha) ane yang tidak bisa digerakkan (waktu itu ane istirahat di tempat usaha saudara). Bahkan, ketika beli pulsa dengan jalan kaki, si penjual counter memuji "Tenanan po kui? Koyo wong bar kawin wae (Beneran, tuh? Kayak orang habis menikah)" *hahahaha *tawa_tragis
Terpaksa (nggak, sih) ane memanggil bala bantuan yang siap menolong kapan pun *kayakDoraemon. Orang itu pun datang dan mengantar ane *cieee yang sudah kayak nenek 80an pulang menuju surga kembali dan meninggalkan sepeda butut di tempat usaha saudara ane.
Aaaahhhhh~rasanya nikmat bisa bermesraan dengan musik dan angin lagi ditemani keringat yang harus pergi ketika mandi. Ini adalah kenikmatan yang harus dipelihara sebelum benar-benar tidak bisa lagi merasakannya pada masa depan beberapa puluh tahun lagi :)
Sekiiiiaaaann, matur sankyuu